Jumat, 27 Maret 2009

Selamat Bergabung dalam Ranah Perjuangan… (Untuk Kawan-Kawan Relawan RTND)

Beberapa hari ini kawan-kawan relawan mulai mewarnai kesibukan di RTND. Pertemuan dengan mereka pertama kali diadakan pada tanggal 13 Maret 2009. Sebuah pertemuan kecil antara staff RTND dan kawan-kawan yang telah mengirimkan lamaran untuk menjadi relawan. Pertemuan itu, diawali dengan perkenalan staff dan juga program-program RTND kepada kawan-kawan relawan. Banyak sekali argumen dan juga pendapat yang positif dari kawan-kawan baru ini. Motivasi mereka untuk menjadi relawan sangat beragam, pada intinya mereka ingin belajar banyak, terutama belajar bersama masyarakat.

Menurut mereka bergabung dengan lembaga yang memperjuangkan PRT merupakan hal yang baru. Sepengetahuan mereka, hanya RTND-lah yang selama ini konsisten memperjuangkan PRT, sehingga mereka sangat tertarik untuk bergabung dan menjadi relawan. Seperti anekdot selama ini “relawan” (rela melawan). Itulah yang kami lihat dari mereka. Semangat kerelawanan ternyata sudah tertanam dalam diri mereka. Maklum saja, kawan-kawan baru kita ini memiliki pengalaman dan latar belakang yang tidak bisa dianggap remeh. Tentu saja nama dan setumpuk pengalaman mereka tidak bisa disebutkan satu persatu karena mereka semua ada 9 orang.

Pada tanggal 19-20 Maret kemarin, kawan-kawan relawan dan juga perwakilan dari OPERATA (Organisasi Pekerja Rumah Tangga) mengikuti workshop di Kaliurang, Yogyakarta. Workshop ini diadakan untuk lebih mengenalkan RTND pada kawan-kawan relawan. Selain itu juga sebagai pembekalan mereka ketika mulai terlibat aktif dalam usaha pengorganisasian dan advokasi terhadap pekerja rumah tangga. Materi-materi yang diberikan dalam workshop ini antara lain; sejarah RTND, Analisis Sosial, Gerakan Perempuan, Konseling, dan tentu saja Ke PRT-an.

Tentu timbul pertanyaan, lalu kenapa sih ibu-ibu dari OPERATA juga diikut sertakan dan apa gak keberatan tuh materinya untuk mereka? Sebenarnya, materi-materi diatas juga sangat penting untuk diketahui ibu-ibu operata. Kenapa? Karena mereka harus mengetahui alasan mereka harus berjuang, kemana arah perjuangannya dan bagaimana caranya. Tentu saja pada dasarnya setiap orang sebenarnya berhak mendapatkan ilmu pengetahuan, apapun itu. Baik dia Mahasiswa, PRT, nelayan, buruh, dosen, seniman dll. Sulit atau tidaknya sebuah materi, itu tergantung pada metode atau cara penyampaiannya. Untung saja setiap fasilitator dalam workshop ini sangat kreatif, mereka memberikan metode yang gampang untuk dimengerti dan tidak monoton seperti guru menerangkan didepan kelas. Salah satu hal yang paling dikedepankan dalam workshop ini adalah pendidikan dua arah (andragogy). Hasilnya, bukan wajah bingung yang muncul dalam setiap sesi, melainkan wajah penuh semangat dari ibu-ibu PRT. Bahkan mereka tidak kalah aktif dengan kawan-kawan relawan yang kebanyakan mahasiswa. (Dian - PO)

Tidak ada komentar: